Thursday, July 23, 2009

Bekicot...oh, Bekicot...!



Escargot, masakan Perancis yang mahal dan terkenal itu terbuat dari daging bekicot. Bekicot adalah siput besar berwarna coklat tua yang menjijikkan bagi sebagian orang. Bekicot dianggap hama oleh para petani. Dan bekicot adalah mainan saya saat saya masih kecil, saat berusia sekitar 5 tahun!
Saya teringat kembali semasa saya masih kecil. Tiap pagi hari, di kebun rumah nenek saya sering menemukan banyak bekicot yang merayap perlahan di tembok pembatas kebun. Mereka seperti berlomba-lomba merayap mendaki tembok tersebut.

Dengan isengnya, saya bermain-main dengan ujung jari telunjuk saya menyentuh tentakel mereka yang berbentuk seperti sepasang antena. Setiap kali tentakelnya tersentuh, bekicot akan langsung terkejut. Seketika bekicot akan menyurutkan sepasang tentakel beserta tubuhnya yang lunak berlendir masuk ke dalam cangkangnya, bersembunyi sampai situasi dianggapnya aman kembali.

Tetapi setelah beberapa saat, mereka pasti akan mengeluarkan tubuhnya kembali beserta tentakelnya. Lalu merayap kembali melanjutkan perjalanannya mendaki tembok. Dan pada saat itulah saya kembali menyentuh tentakel mereka satu persatu sambil berteriak kegirangan. Begitulah saya mempermainkan bekicot-bekicot itu secara terus menerus.

Karena merasa bosan, terkadang saya menjatuhkan mereka satu persatu dari tembok dan mencampakannya ke permukaan tanah yang masih lunak karena embun pagi. Tetapi setiap kali mereka terjatuh, mereka akan selalu berusaha merayap kembali mendaki dinding tembok yang sama. Sampai akhirnya saya merasa bosan dan meninggalkan mereka untuk bermain ke tempat yang lain.

Beberapa jam kemudian saya kembali menemui para bekicot yang saya tinggalkan tersebut. Ternyata mereka dengan perlahan telah berhasil mendaki tembok yang begitu tinggi. Begitu tingginya sampai tangan saya tidak dapat menjangkau mereka lagi. Sehingga terbebaslah mereka dari kejahilan saya.

Merenungkan pengalaman saya semasa kecil, saya mendapatkan suatu pelajaran yang sangat berharga. Inilah bagian dari pembelajaran kehidupan atau sekolah kehidupan atau universitas kehidupan (university of life). Pelajaran berharga yang saya ajarkan di Sekolah Bisnis Gratis USB. USB adalah Sekolah Gratis yang saya dirikan untuk membantu para generasi muda agar memiliki kehidupan sukses sesuai dengan pilihan lifestyle mereka sendiri.

Belajar dari pengalaman saya di masa kecil.

Manusia dalam kehidupannya mirip dengan para bekicot yang saya ceritakan tadi. Mereka berlomba-lomba mendaki ”tembok kesuksesan” dalam hidupnya. Tetapi di tengah perjalanan mencapai kesuksesan, nasib sering mempermainkan mereka. Seperti ujung jari telunjuk anak kecil yang membuatnya takut atau merasakan sakit.

Bahkan nasib juga terkadang mencampakkan kita ke tempat yang ”paling bawah”, situasi yang paling tidak diinginkan terjadi. Seperti bekicot yang terkejut tiba-tiba dicampakkan dari atas tembok ke tanah oleh seorang anak kecil. Merasakan sakit dan tidak berdaya. Sepertinya perjuangan selama ini untuk mencapai kesuksesan seketika menjadi sia-sia.

Tetapi… BERGURULAH pada BEKICOT. Bekicot hanya berlindung di cangkangnya, berdiam diri sebentar mengevaluasi situasi yang terjadi setiap kali mendapatkan rintangan atau kegagalan. Dan selalu kembali berusaha melanjutkan perjalanan setelah situasi dianggap aman.

Sekali pun pada suatu saat anda terjatuh ke dasar jurang kegagalan hidup yang paling kelam, karena dipermainkan oleh nasib. Tetaplah beranjak kembali merayap, mendaki tembok kesuksesan anda.

Pada suatu saat, nasib akan bosan mempermainkan anda. Pada suatu saat anda akan berhasil mencapai suatu puncak kesuksesan! Akan ada saat-saat di mana nasib tidak akan mampu mempermainkan anda lagi.

Tembok kesuksesan itu tetap ada, dari dulu sampai sekarang, bahkan sampai masa mendatang. Tuhan telah mendirikan tembok kesuksesan untuk dapat anda daki. Tembok kesuksesan yang tetap menanti untuk di daki oleh siapa saja insan ciptanan Nya yang tidak pernah mau menyerah pada nasib!

Inilah Faktor X ke empat dari fondasi kesuksesan, yaitu X-tra Coba 1 Kali Saja tiap kali mengalami kegagalan. Anda dapat juga membacanya lebih lengkap lagi di buku “8 Langkah Ajaib Menuju ke Langit”. “Buku Ajaib” yang telah mengubah pikiran dan nasib banyak pembacanya, demikian komentar banyak orang yang telah membacanya.

Oleh : Victor Asih

Tuesday, July 21, 2009

Pelajaran Dari Sebuah Ember


Suatu hari, seorang guru berbicara di depan sekelompok mahasiswa bisnisnya, dan ia berusaha mengajarkan sesuatu dengan memakai ilustrasi yang tidak akan dengan mudah dilupakan oleh para siswanya. Ketika dia berdiri dihadapan siswanya dia mengeluarkan ember berukuran galon yg bermulut cukup lebar, dan meletakkannya di atas meja.
Lalu ia juga mengeluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu ke dalam ember. Ketika batu itu memenuhi ember sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yg muat untuk masuk ke dalamnya, dia bertanya: "Apakah toples ini sudah penuh?" Semua siswanya serentak menjawab, "Sudah!" Kemudian dia berkata, "Benarkah?" Dia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember sambil sedikit mengguncang-guncangkannya, sehingga kerikil itu mendapat tempat diantara celah-celah batu-batu itu.

Lalu ia bertanya kepada siswanya sekali lagi: "Apakah ember ini sudah penuh?"

Kali ini para siswanya hanya tertegun, "Mungkin belum!", salah satu dari siswanya menjawab. "Bagus!" jawab sang guru. Kembali dia meraih ke bawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir. Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam ember, dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong diantara kerikil dan bebatuan. Sekali lagi dia bertanya, "Apakah ember ini sudah penuh?"

"Belum!" serentak para siswanya menjawab.

Sekali lagi dia berkata, "Bagus!"

Lalu ia mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam ember, sampai ember itu terisi penuh hingga ke ujung atas. Lalu si guru ini memandang kepada para siswanya dan bertanya: "Apakah maksud dari ilustrasi ini?"

Seorang siswanya yg antusias langsung menjawab, "Maksudnya, betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha kamu masih dapat menyisipkan jadwal lain kedalamnya!" "Bukan!", jawab si guru, "Bukan itu maksudnya. Sebenarnya ilustrasi ini
mengajarkan kita bahwa: JIKA BUKAN BATU BESAR YANG PERTAMA KALI KAMU MASUKKAN, MAKA KAMU TIDAK AKAN PERNAH DAPAT MEMASUKKAN BATU BESAR ITU KE DALAM EMBER TERSEBUT.

***

"Apakah batu-batu besar dalam hidupmu? Mungkin anak-anakmu, suami atau istrimu, orang-orang yg kamu sayangi, persahabatanmu, kesehatanmu, mimpi-mimpimu. Hal-hal yg kamu anggap paling berharga dalam hidupmu. Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar tersebut sebagai yg pertama, atau kamu tidak akan pernah punya waktu untuk memperhatikannya. Jika kamu mendahulukan hal-hal yang kecil dalam prioritas waktumu, maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal yang kecil, kamu tidak akan punya waktu untuk melakukan hal yang besar dan berharga dalam hidupmu".

Inilah salah satu yang diajarkan dalam manajemen waktu dimana manajemen waktu dapat berupa perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas atas waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya unjuk kerja. Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif dan efisien. Efektivitas terlihat dari tercapainya tujuan menggunakan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan efisien tidak lain mengandung dua makna, yaitu: makna pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna investasi waktu menggunakan waktu yang ada. Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang berarti rasio output dengan input. Tampak dan dirasakan seperti membuang-buang waktu dengan mengikuti fungsi manajemen dalam mengelola waktu.

Merencanakan terlebih dahulu penggunaan waktu bukanlah suatu pemborosan melainkan memberikan pedoman dan arah bahkan pengawasan terhadap waktu. Dari tinjauan secara komprehensif pekerjaan yang hendak dikerjakan dan rumusan tertulis sebuah rencana dapat diketahui prioritas hubungan antar aktivitas yang akan dikerjakan sendiri serta didelegasikan. Jebakan yang sering muncul disini adalah rasa percaya diri dapat cepat bila dikerjakan sendiri dimana itu perasaan yang kurang tepat. Setelah pengorganisasian terjadi maka penggerakan pun dilakukan yang mencakup pelaksanaan sendiri dan pemberian motivasi kepada pemegang delegasi. Satu hal yang penting ialah komitmen kuat untuk konsisten pada rencana dan mengeliminasi gangguan-gangguan termasuk permintaan bantuan dari atasan maupun bawahan dengan cara berani mengatakan "TIDAK".

Akhirnya setelah selesai tuntas pekerjaan dilakukan pengawasan berdasarkan rencana, yang tidak lupa memberikan reward terhadap keberhasilan. Dalam situasi waktu sesuai rencana belum habis sedangkan pekerjaan telah tuntas seyogyanya dipergunakan untuk menambah kuantitas, merencanakan pekerjaan selanjutnya dan atau investasi waktu. Akhirnya, kualitas manajamen waktu berpedoman kepada empat indikator,yaitu: tetap merencanakan, tetap mengorganisasikan, tetap menggerakkan, dan tetap melakukan pengawasan.

Oleh :Sugeng DT

Monday, July 20, 2009

Sang Pemecah Rekor Dunia


Keajaiban selalu terjadi di dunia ini. Keajaiban yang diciptakan manusia membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai. Kekuatan manusialah yang mengubah apa yang dulunya mustahil menjadi sebuah kenyataan yang mungkin bahkan tidak pernah kita percayai.

Sayangnya, beberapa dari mereka tidak mempercayai adanya keajaiban. Mereka tidak meyakini bahwa manusia diciptakan dengan memiliki kekuatan yang sangat tidak terbatas untuk melakukan dan meraih apa pun yang menjadi tujuan mereka. Mereka tidak menyadari, begitu lahir, mereka memiliki potensi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Jika Anda belum mempercayai sepenuhnya, marilah lihat contoh nyata dari seseorang yang berhasil menciptakan keajaiban yang sungguh luar biasa.

Seorang anak gadis yang baru berusia 9 tahun memang pantas dianugerahi penghargaan sebagi jenius cilik. Gadis asal India yang bernama M. Lavinashree berhasil lulus ujian Microsoft Certified Professional.

Ia adalah orang termuda yang berhasil lulus ujian ini dan berhasil memecahkan rekor baru yang sebelumnya dicetak Arfa Karim, anak gadis asal Pakistan yang berusia 10 tahun. Bukan hanya itu saja, ia sebelumnya pernah menciptakan rekor dengan menghafal 1300 dongeng Tamil berusia 2000 tahun. Setelah lulus ujian, ia dikabarkan sedang berusaha menyelesaikan ujian Microsoft Certified Systems Engineer.

Jika kita berpikir dengan logika dan akal sehat, tentunya tidak mungkin seorang anak ingusan memiliki keahlian mencengangkan ini. Meskipun tidak percaya, memang inilah kenyataannya. Inilah bukti bahwa manusia memiliki kekuatan besar atau raksasa tidur yang jika dimaksimalkan, akan membuat kita semua kagum.

Oleh karena itu, jangan meremehkan kemampuan Anda. Jangan pernah menghakimi bahwa Anda orang yang biasa-biasa. Manusia adalah makhluk yang luar biasa yang sudah dilengkapi dengan senjata mutakhir bernama potensi. Jika Anda mampu mempergunakan dan mengasahnya, potensi ini akan mengantarkan Anda kepada impian-impian yang tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya. Potensi ini jugalah yang mengubah Anda dari yang biasa menjadi luar biasa.

Oleh : Suhardi

Tuesday, July 14, 2009

MOS



Masa Orientasi Siswa merupakan ajang sosialisasi, orientasi, adaptasi terhadap lingkungan baru seperti teman, kakak kelas, situasi belajar, ekstrakurikuler, guru, karyawan dan lingkungan sekitar.

Saturday, July 4, 2009

Saya Banget!


Saat kolom ini saya tulis, putri saya, Suha, sedang keranjingan memutar lagu-lagu kesukaannya. Lagu yang malangnya, karena datang dari generasi berbeda, tak satupun saya kenali. Kemalangan berikutnya, lagu itu disimpan di komputer bapaknya. Kemalangan berikutnya lagi, ia selalu tergerak memutar lagu itu tepat ketika saya hendak menghidupkan komputer dan siap mengetik. ‘'Nunut sejenak,'' katanya. Lalu tangannya terampil menjelajah di mana lagu itu disimpan, mengeraskannya dan menyiksa bapaknya. Kemalangan terakhir ialah ketika saya harus mendengar lagu anak saya dari jenis yang asing, yang tidak saya sukai, tetapi harus saya dengar setiap kali.

Semula saya hampir menghenitkan gangguan ini dengan kekuasaan saya sebagai orang tua. Tapi sebelum niat ini saya laksanakan ada sebuah lagu, yang karena begitu sering saya mendengarnya, menjadi pelan-pelan akrap di telinga. Semula saya juga tak perlu menghafal judul dan siapa penyanyinya, karena jangankan band anak-anak muda asing, band negeri sendiri pun tak mungkin lagi saya hafali karena rasanya band baru selalu muncul tiap hari. Yang saya tahu, jika rambut anak muda itu lurus dan miring hingga menutup sebelah mata, naa itu pasti anak band, itu saja.
Tetapi lagu yang satu ini terpaksa saya hafal: Dear God judulnya, Evenged Sevenfold nama kelompoknya. Babak akhir inilah inti ceritanya: karena mulai menyukai lagu ini, saya pun setiuap kali tergerak untuk ikut-ikutan menyanyi. Tetapi setiap saya mulai menyanyi, anak saya selalu meledak dalam tawa.

‘'Stop... stop! Berhenti!'' begitu teriaknya.
‘'Ada apa?'' tanya saya.
‘'Karena Bapak nyanyi lagunya Evenged Sevenfold, tapi logatnya mirip Rhoma Irama!''
Sisi rumah meledak dalam gelak tawa.

Tawa itu membuat saya merenung. Kenapa ya, sekeras apapun usaha saya meniru anak-anak muda itu menyanyi, logat saya tetap saya jatuh ke cengkok Rhoma Irama atau Didi Kempot misalnya, musik yang memang seinduk dengan budaya saya. Sebuah kedekatan yang kemudian jelas akibatnya: sepersis apapun saya meniru Evenged Sevenfold, kepada Rhoma Irama pula saya berlabuh.

Ini sungguh bukan bencana, kecuali kalau kita sedang mempercayai rasisme budaya, bahwa yang satu lebih rendah dari yang lain. Rasisme semacam inilah yang pelan-pelan harus saya hilangkan, setidaknya dari konflik batin saya sendiri. Itullah kenapa saya senang sekali melihat Hermawan Kertadjaya berbahasa Inggris dengan percaya diri, tetapi dengan logat Surabaya. Saya juga senang sekali dengan rencana kelompok Slank yang ingin membuat album berbahasa Inggris dengan logat Inggris yang Indonesia banget. Darimana ilhamnya? Dari orang-orang Jamaica, yang betapapun mereka sedang bicara dalam bahasa Ingris, langsung tetangkap dari mana asal mereka. Logat itulah yang kemudian saya dengar telah menjadi logat salah satuh tokoh kartun di film Madagaskar kesukaan anak-anak saya. Lucu, unik, eksotik, asyik.

Apakah ini berarti orang-orang Amerika yang mengangkat martabat logat ini ke negeri Mereka? Tak sepenuhnya. Ini pasti juga karena orang Jamaica itu sendiri yang ogah merubah logatnya. Saya menyukai semangat ini. Sekarang ini, saya malah sedang ingin memperdalam bahasa Inggris tapi dalam logat kampung saya. Lalu saya bayangkan Inggris Kampung saya itu akan setara dengan rumah kampung, ayam kampung, yang kini naik harganya justru karena nilai kampungnya. Sekali lagi, ini bukan soal apakah kampung lebih hebat dari kota dan sebaliknya, tapi menyangkut soal: bahwa kota yang hebat itu ada, kampung yang hebat itu juga ada. Keduanya, tak perlu dipertukarkan. Itu saja.
Prie GS