Friday, October 31, 2008

Maaf


kata ini kadang berat saat diucapkan...
tapi kata ini bisa menyejukan hati...
bila kita ga terbiasa untuk bilang maaf ada kemungkinan hati kita 'beku'

mari memaafkan
...karena itu lebih baik

Thursday, October 30, 2008

Hukum Kepercayaan


Kepercayaan adalah landasan atau aset paling berharga bagi siapun yang akan meraih kesuksesan. Kalau sudah tidak ada "Xinyong", maka apa pun yang diucapkan, dilakukan, dan sebaik apa pun visinya, semua orang-orang tidak akan percaya kepadanya lagi.

Uuntuk membangun kepercayaan, tidak cukup dengan hanya janji-janji, tetapi harus memberikan teladan, contoh, dan bukti nyata. Simak cerita berikut ini yang dikutip dari buku "The Best of Chinese Leadership Wisdoms."

Tidak ada orang yang mengambil barang yang ditemukan di jalan (Mengiaskan kejujuran yang berlaku di seluruh masyarakat.)

Cerita

Pada Periode Negara-negara Berperang (475-221 SM), Shang Yang seorang politikus, berhasil menjabat sebagai perdana menteri di negara Qin dan berhasil melakukan reformasi total ketika adipati Xiao berkuasa. Berkat prestasinya itu, negara Qin berkembang pesat dan mendatangkan hasil yang baik. Selama sepuluh tahun, tercipta ketenangan, keteraturan, dan ketaatan hukum. Orang tidak akan memungut barang yang ditemukan di jalan yang bukan miliknya. Selain itu para penjahat juga tidak nenampakkan batang hidungnya lagi.

Pada tahun 361 SM, saat Adipati Xiao memegang kekuasaan, ia mulai mencari orang berbakat untuk membangun kembali negara Qin yang hancur akibat krisis kepercayaan. Kepercayaan rakyat kepada pemerintahan merosot. Bahkan, keputusan yang dibuat perdana menterinya pun tidak dipedulikan lagi oleh masyakarat.

Oleh sebab itu, ketika Shang Yang diangkat, ia memulainya dengan membangun kepercayaan dulu. Shang Yang melakukannya dengan cara yang unik. Ia menempatkan sebuah tiang kayu setinggi sekitar 10 meter di luar gerbang selatan ibukota. Lalu ia sebagai utusan pemerintah, mengumumkan untuk memberikan imbalan 10 ons emas bagi yang bisa mengangkat tiang dengan tangan dan memindahkannya ke gerbang utara.

Setelah beberapa hari berlalu penawaran yang menarik ini tidak mendapat tanggapan. Karena rakyat masih ragu. Lalu, Shang Yang menambah hadiahnya menjadi 50 ons emas. Rupanya hadiah ini, sedikit menggugah hati salah seorang masyarakat miskin yang sekadar iseng-iseng menawarkan diri untuk mencoba.

Ketika berada di depan gerbang istana, ia mulai mengangkat tiang tersebut dengan segera kekuatan yang dimilikinya. Ia berhasil mengangkat dan memindahkan tiang yang sebenarnya tidak terlalu berat ke gerbang utara. Dengan bersemangat ia berteriak, "Ye.... aku berhasil...aku berhasil..." Terdengar tepukan tangan beberapa orang yang menyaksikannya. Setelah itu ia dipersilakan untuk menerima hadiah yang dijanjikan.

Di gerbang istana, raja sudah menunggu. Raja sudah bertekad melakukan reformasi total. Di depan rakyatnya ia berkata, "Xiang Yang, kamu harus tunduk kepada hukum, kepada apa yang kamu ucapkan. Cepat berikan emas itu kepada pemuda ini."

Rakyat yang menyaksikan, seakan-akan tidak percaya. Hanya terdengar kata-kata, "Rupanya Shang Yang serius dan sungguh-sungguh, ya."

"Kenapa saya dari tadi tidak mencoba, ya?" bisik sebagian rakyat yang melihat kejadian tersebut, seakan-akan tidak percaya.

Sejak itu, rakyat mulai percaya dengan apa yang diucapkan dan diumumkan oleh Shang Yang dan ia mulai mendapat kepercayaan yang merupakan landasan bagi dirinya untuk memimpin dan akhirnya berhasil melakukan reformasi total dan mengantarkan negara Qin keluar dari krisis.

sumber : leman

Target !


Kita tidak terlatih untuk membuat target, entah target hari ini atau target masa depan.
Terbukti orang sukses punya TARGET.
Gampang kok bikin target, sederhana saja...'SAYA TIDAK REMED PADA SEMUA PELAJARAN'

jawab aja :..'SAYA BISA!'

Tuesday, October 28, 2008

Tips Kesuksesan ala Socrates


Socrates (469-399 BC) adalah seorang filosof Yunani. Ia dikenal luas memiliki kearifan dan kecerdasan luar biasa. Tak mengherankan jika banyak sekali pemuda pada masa itu ingin menimba ilmu darinya, entah tentang bisnis, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.

Salah seorang pemuda diantaranya dijanjikan bertemu pada pagi hari di pantai. Sebelumnya pemuda tersebut sudah mengutarakan kepada Socrates tentang keinginannya untuk belajar tentang bagaimana meraih kesuksesan. Merekapun bertemu di tempat yang sudah mereka sepakati.

Socrates langsung memerintah pemuda itu masuk ke laut sampai air laut menenggelamkan tubuh mereka sebatas leher. Tanpa memberi komando, tiba-tiba Socrates menenggelamkan kepala pemuda tersebut. Dengan sekuat tenaga pemuda itu berjuang agar kembali ke permukaan.

Setelah melihat pemuda itu hampir pingsan, Socrates baru mengangkatkan kepala pemuda itu. Begitu muncul di permukaan air, pemuda itu langsung menarik nafas kuat-kuat untuk mengisi paru-parunya dengan udara. Socrates lalu bertanya kepada pemuda itu, "Sewaktu di dalam air, apa yang paling kamu butuhkan?"

"Udara," jawab pemuda itu singkat sambil terengah-engah.

"Itulah rahasia kesuksesan. Jika kamu ingin sukses, harus berjuang seperti kamu membutuhkan udara di dalam air. Kamu pasti sukses!" kata Socrates penuh makna sembari meninggalkan pemuda itu.


Pesan:

Sebetulnya diantara faktor-faktor terpenting untuk meraik kesuksesan adalah kemauan keras untuk berbuat sesuatu. Siapapun orangnya berpeluang menjadi orang sukses. Meskipun latar belakang pendidikan atau masa lalu seseorang tentu saja memberikan sentuhan-sentuhan peluang menjadi lebih besar.

Dengan kemauan yang keras, setiap orang dapat sukses di manapun dan di bidang apapun. Banyak sekali peristiwa besar dunia di sepanjang lintasan sejarah, dan itu hanya mungkin lahir dari kemauan yang besar. "Manusia tidak pernah kekurangan kekuatan, tetapi kurang kemauan," Victor Hugo. Salah satu contohnya adalah Tirto Utomo yang dulu ditertawakan karena menjual air mineral dalam kemasan. Berkat kemauan keras dan perjuangannya, kini usahanya menggurita seiring dengan semakin populernya air mineral dalam kemasan.

Sukses sangat ditentukan oleh kuatnya kemauan dari dalam diri sendiri untuk belajar dan bekerja keras, dan meningkatkan kualitas diri. Tantangan atau kendala apapun berusaha diatasi dengan memberikan yang terbaik dan menjalani dengan sungguh-sungguh. "Kekuatan seseorang bukan datang dari kapasitas fisiknya, tetapi dari kemauan yang sungguh-sungguh," tegas Mahatma Gandhi.

sumber : andrew ho

Friday, October 24, 2008

Saya Mau Berubah



Dikisahkan, di sebuah seminar motivasi, setelah mendengar banyak kiat-kiat dan pelajaran di sana, saatnya para peserta pulang dengan membawa kesan dan semangat yang membara untuk dipraktekkan di kehidupan mereka lebih lanjut. Di antara mereka, beberapa orang tampak mengalami kemajuan yang berarti. Mereka yang merasakan manfaat dan sangat terbantu setelah mengikuti seminar tersebut, memberitahu teman dan saudara-saudaranya bahwa seminar yang diikutinya sangat bagus dan luar biasa. Dia mulai melakukan anjuran yang diajarkan dan mengalami perubahan cara pandang dan kebiasaannya. Dikesehariaannya, dia berusaha terus menyemangati diri sendiri, aktif mengikuti kegiatan yang positif, mengarahkan seluruh perhatiannya pada usaha yang dijalankan, dan hasilnya....perubahan yang luar biasa dikehidupannya! Mengalami kemajuan dan bersyukur!

Ada kelompok yang lain. Setelah mengikuti seminar, mereka juga tampak bersemangat, bersiap-siap untuk mengadakan perubahan, membuat rencana sedetil mungkin. Sayangnya, setelah beberapa saat, rencana yang dibuat tetaplah rencana. Blok mental karena kebiasaan yang dijalani selama ini yakni malas, menunda, tidak bisa menerima penolakan, cepat putus asa saat mengalami benturan, serta cara pandangnya yang negatif terhadap sekelilingnya menyebabkan dia kembali ke pola lama dan mulai menyalahkan keadaan disekelilingnya yang dituduh tidak mendukung dia.

Akhirnya, saat ditanya, Anda pernah mengikuti seminar motivasi? "Oya. Saya pernah mengikutinya, seminar yang bagus, pesertanya banyak dan pembicaranya hebat tetapi apa yang diajarkan tidaklah mudah untuk dijalankan. Karena sukseskan milik orang-orang tertentu, dan sayangnya saya bukanlah orang itu."

Kelompok yang lain lagi. Setelah mengikuti seminar, dia pun mulai mencoba membuat perubahan. Sayangnya, upayanya tidak terlalu kuat sehingga saat orang-orang disekililingnya tidak menyukai perubahan yang dicobanya, dia pun merasa dijauhi dan tidak diterima dilingkungannya. Akhirnya, sudah bisa ditebakkan?

Pembaca yang budiman,

Seminar sehebat apapun, teknik secanggih apapun, rumus teori seampuh apapun, selamanya tidak akan mampu merubah manusia jika manusia itu sendiri tidak mau merubah dirinya sendiri!

Bagi saya kehidupan adalah ruang kuliah atau tempat belajar tanpa batas, bagi pembelajar sejati setiap orang bisa menjadi guru bagi dirinya sendiri, bagi pembelajar tulen cepat sekali menyerap apa yang terjadi disekelilingnya dan dengan cerdas mampu mencerna sebagai bahan belajar untuk kemajuan karier dan hidupnya.

Jadi akhirnya semua kembali pada diri sendiri, bagaimana kita mengelola pikiran dan sikap mantal dalam menghadapi perubahan, sekaligus secara tegas mau berubah hingga mampu mengaktualisasikan diri sampai ke puncak kesuksesan.

sumber : andrie wongso

Tuesday, October 21, 2008

Salah Satu Penghambat Kesuksesan


Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita mengalami perasaan ragu yang membuat keyakinan kita akan apa yang sedang kita usahakan menjadi goyah. Perasaan ragu tersebut biasanya muncul ketika kita memutuskan suatu langkah yang cukup beresiko terhadap masa depan. Apa saya bisa berhasil ya? Pertanyaan ini kadang muncul melihat realita bahwa ternyata segala sesuatu yang kita inginkan tidaklah mudah kita wujudkan. Banyak kendala yang tiba-tiba datang di saat-saat keyakinan kita juga diuji.

Sesungguhnya keragu-raguan ini sangat berbahaya karena selain mengikis semangat kita, juga bisa menarik hal-hal tidak diinginkan yang kita takutkan menjadi kenyataan sebagaimana cara kerja hukum tarik-menarik (Law of Attraction). Apa yang kita takutkan benar-benar terjadi karena pikiran kita secara tidak kita sadari memikirkan dan menarik ketakutan-ketakutan itu menjadi kenyataan dalam hidup kita. Hal ini merupakan faktor dari dalam diri yang harus kita waspadai, jangan sampai target keberhasilan kita rusak karena perasaan ragu yang seringnya tidak beralasan.

Rasa cemas, waswas, ragu dan sejenisnya menjadi musuh keyakinan diri. Jika kita yakin akan berhasil dalam apa pun bidang yang sedang kita geluti, maka keraguan untuk berhasil menjadi musuh utamanya. Keyakinan diri harus kita pupuk dan keraguan yang tidak beralasan tersebut harus kita musnahkan jika tidak ingin energi kita tersedot oleh rasa waswas / keraguan tersebut.

Semua pekerjaan mengandung resiko dan pengorbahan. Kalau hasil akhir yang kita inginkan adalah hasil yang cemerlang, maka yang perlu kita tanamkan ke dalam diri kita adalah perasaan yakin akan berhasil. Jadi, tidak hanya sekedar positive thinking, tapi juga positive feeling.

Apa pun kendala yang mungkin menghadang akan bisa kita hadapi tatkala kita bersedia untuk terus belajar dan mempersiapkan diri menghadapi resiko yang akan muncul. Meskipun mungkin ada faktor-faktor penghambat di luar kendali yang bisa saja menghadang, dengan adanya kepercayaan diri yang tinggi membuat kita bisa segera menguasai keadaan di saat kegagalan terjadi.

Penghambat kesuksesan seseorang sejatinya ada pada diri orang tersebut. Faktor internal menjadi sumber utama kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam kehidupannya. Ini lebih pada sikap seseorang dalam menghadapi suatu situasi yang sulit yang di dalamnya sebuah emosi bicara dengan keras. Emosi yang terpancar ini menjadi cerminan konsep diri yang mendasari setiap keputusan dan tindakannya. Ada orang yang positif dan punya kepercayaan diri kuat; konsep dirinya bagus. Ada juga orang yang pesimis dan kurang percaya diri dalam menghadapi suatu situasi yang menantang sehingga kemajuan tidak bisa ia raih. Dengan kata lain ia stagnant, terhenti--tidak ke mana-mana. Ini karena konsep diri atau pandangan seseorang tentang dirinya sendiri negatif; menganggap diri sendiri tidak mampu atau tidak punya keyakinan akan berhasil. Jadi, belum apa-apa dia sudah ragu dengan kemampuan dirinya sendiri. Kalau sudah demikian, siapa yang akan mempercayainya?

Rasa yakin akan berhasil (optimis) pun harus realistis karena kita tidak bisa memastikan 100% akan berhasil dalam hal apa pun yang sedang kita ikhtiarkan, karena banyak faktor di luar diri kita yang bisa saja terjadi. Namun yang pasti, tanpa rasa optimis bisa dipastikan keberhasilan itu peluangnya kecil. Keyakinan dan keraguan adalah dua hal yang saling meniadakan. Jika kita lebih memihak kepada rasa "yakin" maka secara otomatis rasa "ragu" akan pergi. Begitu juga sebaliknya. Bedanya jika kita berpihak pada rasa "ragu" maka yang namanya keberhasilan akan semakin jauh dari kenyataan.

Seorang lifter sebelum bertanding sudah ragu akankah ia dapat mengangkat barbel seberat 1 kwintal maka bisa dipastikan ia akan gagal. Seorang sales, baru saja keluar kantor sudah ragu akankah ia bisa menjual produk yang ada padanya, bisa dipastikan seharian ia tidak akan menjual satu pun produknya. Demikian juga seorang pencari kerja, belum apa-apa sudah ragu apakah ia akan diterima dari sekian banyak pelamar yang mendaftar; kemungkinan besar ia akan tidak diterima.

Untuk itu, jika kita tidak ingin gagal terus-terusan, sebaiknya kita musnahkan segala bentuk keraguan sebelum kita memutuskan sesuatu yang menentukan hidup kjta ke depan karena keraguan adalah salah satu penghambat kesuksesan yang perlu kita waspadai. Jika dihubungkan dengan keyakinan kita kepada Tuhan, perasaan ragu justru akan menjauhkan datangnya pertolongan-Nya. Ini terjadi sejalan dengan apa yang pernah Allah SWT firmankan dalam sebuah hadist Qudsi yang artinya, "Aku menurut persangkaan hamba-Ku kepada-Ku." Kalau kita ragu itu berarti kita tidak meyakini akan datangnya pertolongan Allah SWT sehingga jangan disesali jika akhirnya kita gagal

sumber : Agus Riyanto
Penulis buku "Born To Be A Champion"

Wednesday, October 15, 2008

ini baru awal


semua bermula dari yang kecil...
tulisan bermula dari sebuah titik...
tapi masih banyak dari kita ingin langsung besar, sukses dan instan...
ga ada!
proseslah yang menjadikan kita 'besar'

ini baru awal...
rubah cara pandang kita untuk menjadi 'besar'

Tuesday, October 14, 2008

Secangkir Teh Dengan Bill Gates


Ide-ide saya bukanlah ideku. Saya mempelajarinya dari Socrates, Chesterfield, dan lainnya. Saya hanya membuatnya menjadi buku.

Dale Carnegie


Minggu lalu saya berada di Singapura selama satu minggu untuk membantu klien di negara itu. Dalam perjalanan pulang dari Singapura menuju Jakarta, saya menunggu keberangkatan pesawat di Skyview Lounge, Changi Airport, Singapura. Sambil minum secangkir teh panas, saya membaca buku terbaru yang ditulis oleh Robert S. Kaplan & David P. Norton, The Execution Premium, Harvard Business School Publishing (2008). Sesekali saya mengamati suasana sekitar. Hampir delapan puluh lima persen orang yang berada di Lounge itu membaca buku, dan mayoritas dari mereka adalah orang bule. Yang lainnya, sekitar lima belas persen, sedang asyik ngobrol membahas tentang gosip artis di televisi. Mereka mengobrol sambil ketawa cekikikan selama hampir dua jam. Dari bahasa mereka, saya kenali bahwa mereka adalah rombongan anak muda dari Indonesia. ”Sebuah pemandangan yang sangat bertolak belakang antara orang-orang bule dan anak-anak muda Indonesia itu,” gumam saya dalam hati.

Pemandangan itu langsung mengingatkan saya dengan iklan Tantowi Yahya. Sebagai Duta Baca Indonesia, ia mengatakan, ”Membaca adalah salah satu syarat menjadi orang pintar, karena dengan membaca kita dapat mengetahui berbagai macam informasi. Sebaliknya, dengan tidak membaca kita akan jadi bodoh. Kebodohan sangat dekat dengan kemiskinan.” Teringat kata-kata itu, saya langsung mengambil laptop, membukanya dan menuliskan artikel ini.

”Membaca adalah salah satu dari disiplin-disiplin terbaik yang harus dibiasakan,” demikian ungkap Robin Sharma, penulis buku laris internasional, The Monk Who Sold His Ferrari. Ketika kita sedang membaca, kita sebenarnya sedang berinteraksi dengan Sang Penulis buku. Maukah Anda bercengkrama dengan Bill Gates, pemilik Microsoft, orang terkaya di dunia, sambil minum teh? Inginkah Anda mendapatkan nasihat dari Warrent Buffet? Saya yakin, sama seperti saya, kebanyakan dari Anda juga pasti mau. Tapi bagaimana caranya? Bukankah Bill Gates dan Warrent Buffet tidak mungkin punya waktu untuk Anda? Gampang! Baca buku mereka! Dengan membaca buku-buku mereka, maka Anda bisa mengetahui jalan pikiran mereka. Dengan membaca buku tentang orang sukses yang Anda hormati, maka sebenarnya Anda sedang mengijinkan cara berpikir brilian orang luar biasa itu masuk ke dalam pikiran Anda, mempengaruhi hidup Anda dan pada gilirannya akan membuat Anda sukses, sama seperti mereka.

Mungkin warisan terbesar saya nantinya bagi anak-anak saya adalah perpustakaan saya. Saya memiliki buku tentang produktivitas, kualitas, sistem manajemen, manajemen strategik, motivasi, kepemimpinan, bisnis, spiritual, dan topik-topik lain yang saya senangi. Kebanyakan buku-buku itu saya beli di toko buku dalam negeri maupun luar negeri, atau saya membeli melalui website amazon.com. Buku-buku itu mempengaruhi cara berpikir dan membentuk nilai-nilai dalam hidup saya. Kalau saya bisa seperti apa adanya saya sekarang ini, itu karena hasil membaca buku di masa lalu. Bagi saya, buku adalah harta yang tak ternilai harganya.

Daripada Anda membelanjakan uang Anda untuk hal-hal yang tidak penting, lebih baik Anda membeli buku. Dari pada Anda menonton program Televisi yang tidak bermutu, lebih baik Anda meluangkan waktu untuk membaca buku. Banyak orang mengatakan tidak punya waktu untuk membaca buku, tetapi ironisnya mereka punya waktu berjam-jam dalam satu hari untuk menonton televisi atau sekedar jalan-jalan ke mal. Menurut survei, rata-rata orang menghabiskan waktu untuk menonton Televisi minimum tiga jam dalam satu hari. Jika saja Anda mau menginvestasikan uang dan waktu Anda untuk membaca buku-buku positif minimum satu jam satu hari, maka hidup Anda akan jauh lebih baik dari hidup Anda sekarang.

Bisa membaca tetapi tidak membaca adalah hampir sama dengan buta huruf. Anda harus meluangkan waktu membaca hal-hal positif setiap hari. Penuhi pikiran Anda dengan hal-hal itu, maka Anda akan menjadi orang sukses. Jika Anda ingin sukses, gunakanlah buku sebagai sarana inspirasi yang membakar jiwa dan semangat Anda. Gemarlah membaca!

sumber : Berny Gomulya

Monday, October 13, 2008

lebaran


..."kembali ke nol ya"...begitu kata salah satu iklan di tv pasca lebaran.
benar juga, kita kembali ke titik awal lagi dan inilah kesempatan untuk memulai yang lebih baik dari sebelumnya seperti kita bertekad untuk bangun pagi sendiri...!
dan mari kita awali hari dengan tersenyum