Saturday, August 23, 2008

GURU BK



BIMBINGAN KONSELING
We don’t just hear. We Listen. we don’t just speak. We talk. it isn’t just another house. It ’s your home

PEMAHAMAN BK
1. Bukan polisi sekolah
2. Bukan tempat hukuman
3. Bukan tempat yang ditakuti

TUGAS BK
1. Membantu siswa dalam mencapai perkembangan yang optimal
2. Memandang individu sebagai pribadi yang berkompeten dan dapat dikembangkan
3. Tempat untuk mencurahkan permasalahan, unek-unek yang dirasakan dirumah maupun disekolah

we listen
Let’s talk
it “s your home

Wednesday, August 20, 2008

MENEMBUS BATAS


Minggu lalu boleh jadi adalah sebuah sejarah dalam hidup saya, dimana saat itu untuk pertama kalinya saya melakukan perjalanan darat ke Bandung mengendarai mobil memegang stir sendiri. Jarak Solo-Bandung, odometer mobil saya mencatat empatratus limapuluh kilometer lebih sekali jalan, adalah jarak terpanjang yang pernah saya lakukan dalam berkendara membawa mobil sendiri. Dan itu saya lakukan pulang pergi. Saya catat perjalanan selama sebelas setengah jam saat berangkat, dan duabelas jam saat pulang dua hari kemudian.

Bisa jadi bagi sebagian besar orang, jarak sejauh itu adalah jarak yang tergolong biasa saja. Terutama bagi bapak-bapak yang memang berprofensi sebagai sopir angkutan umum antar propinsi. Tapi bagi saya, hal itu adalah sesuatu yang luar biasa. Pada saat itu seolah saya telah menembus batas kemampuan saya selama ini dalam mengendara mobil sekali tancap. Biasanya paling jauh, saya mengendara sendiri mobil saya, paling hanya seputaran Solo-Yogya atau Solo-Semarang. Bila bepergian sampai jauh, biasanya saya memilih dengan kendaraan umum. Dan minggu kemarin saya telah berketetapan hati untuk menaikkan batas kemampuan saya dalam berkendara. Sesuatu yang selama ini, untuk memulai selalu dihantui perasaan ‘mampu nggak yaa?’.

Kita semua pastilah memiliki batas-batas kemampuan apa pun bentuk kemampuan itu. Kemampuan yang biasanya kita selalu lakukan dalam wilayah aman, sesekali berada pada batas kemampuan, kalau pun lebih juga tidak jauh dari batas itu. Seperti juga saya, sebelumnya terbiasa menyetir sendiri jarak Solo-Yogya atau Solo-Semarang. Biasanya selalu di wilayah aman batas itu. Kalaupun lebih paling-paling hanya pada ambang Solo-Pekalongan atau Solo-Wonogiri. Cuma lebih limapuluhan persen dari batas aman saya.

Setiap manusia juga memiliki batas-batas kemampuan sendiri untuk hal-hal unik tertentu bagi masing-masing kita. Dan itu tidak perlu dibandingkan satu sama lain, karena hal itu hanya kita yang bisa menilai. Berpulang pada kepentingan dan sampai dimana kemauan kita untuk menembus batas kita. Seperti kasus saya, Solo-Bandung berkendara seperti sebuah quantum leap, lebih dari empat kali jarak batas saya biasa berkendara sendiri. Sementara bagi para sopir bis malam, mendengar cerita saya ini mungkin beliau-beliau akan tersenyum menganggap saya terlalu bangga pada sesuatu yang bagi mereka adalah sesuatu yang biasa.

Dan itulah inti permasalahan-nya. Dalam setiap segi kehidupan, sampai dimana kemampuan kita, motivasi kita, ketahanan kita, keinginan kita untuk selalu belajar, efektifitas kehidupan kita, hanya masing-masing kita sendirilah yang tahu. Hanya kita sendirilah yang bisa menilai secara jernih dimana batas-batas kita. Dan hanya kita sendirilah yang bisa memulai dan berkehendak untuk selalu memperbarui batas-batas kita. Baik peningkatan batas yang sedikit demi sedikit agar lebih aman, atau sesuatu yang sifatnya lompatan besar.

Kita tidak perlu tertawa melihat orang lain menembus batas mereka yang mungkin bagi kita biasa-biasa saja. Seperti halnya kita tak perlu berkecil hati ketika kita menembus batas kita sendiri yang mungkin bagi orang lain adalah hal yang biasa.

Boleh jadi kita lebih memilih bermain di daerah aman, menembus batas bilamana memang perlu benar. Itu sah-sah saja, karena memang hal ini adalah pilihan, bukan sebuah keharusan. Tapi saya sendiri merasa, bahwa ketika saya sudah mengalami sendiri mengendara Solo-Bandung, maka jarak dibawah itu tampak menjadi biasa, dan sesuatu yang mungkin untuk dicapai kapan pun mau.

Kita akan selalu berubah, dari kecil menjadi dewasa. Di luar sana juga akan selalu terjadi perubahan. Sudah seharusnya kita juga mau untuk berubah. Tanpa pernah menyentuh batas, atau pun melampaui batas-batas kita, kita tak akan pernah tahu sampai dimana kita bisa merubah diri kita.

sumber : pitoyo amrih

Saturday, August 16, 2008

KONSELOR SEKOLAH



Konselor sekolah adalah penyelenggara kegiatan BK di sekolah Istilah konselor secara resmi digunakan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 dengan menyatakan “konselor adalah pendidik” dan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2005 menyatakan “konselor adalah pelaksana pelayanan konseling di sekolah” yang sebelumnya menggunakan istilah petugas BP, guru BP/BK dan guru pembimbing.

Konselor sekolah adalah konselor yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan BK terhadap sejumlah peserta didik. Pelayanan BK di sekolah merupakan kegiatan untuk membantu siswa dalam upaya menemukan dirinya, penyesuaian terhadap lingkungan serta dapat merencanakan masa depannya. Prayitno (2004a:3) menyebutkan bahwa pada hakikatnya pelaksanaan BK di sekolah untuk mencapai tri sukses, yaitu: sukses bidang akdemik, sukses dalam persiapan karir dan sukses dalam hubungan kemasyarakatan.

Konselor juga merupakan pendidik, yaitu tenaga profesional yang bertugas: (1) merencanakan dan menyelenggarakan proses pembelajaran, (2) menilai hasil pembelajaraan (3) melakukan pembimbingan dan pelatihan. Arah pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran yang dimaksud adalah melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling yaitu berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling dan berbagai keterkaitannya serta penilaianya.

Semua pendidik, termasuk di dalamnya konselor, melakukan kegiatan pembelajaran, penilaian, pembimbingan dan pelatihan dengan berbagai muatan dalam ranah belajar kognitif, afektif, psikomotor, serta keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tugas konselor sekolah adalah mengenal siswa dengan berbagai karakteristiknya, melaksanakan konseling perorangan, bimbingan dan konseling kelompok, melaksanakan bimbingan karir termasuk informasi pendidikan dan karir, penempatan, tindak lanjut dan penilaian, konsultasi dengan konselor, semua personil sekolah, orang tua, siswa, kelompok dan masyarakat.

dirangkum dari : http://konselingindonesia.com

Friday, August 15, 2008

BE YOUR SELF


Alkisah, di puncak sebuah mercusuar, tampak lampu mercusuar yang gagah dengan sinarnya menerangi kegelapan malam. Lampu itu menjadi tumpuan perahu para nelayan mencari arah dan petunjuk menuju pulang.

Dari kejauhan, pada sebuah jendela kecil di rumah penjaga mercusuar, sebuah lampu minyak setiap malam melihat dengan perasaan iri ke arah mercusuar. Dia mengeluhkan kondisinya, “Aku hanyalah sebuah lampu minyak yang berada di dalam rumah yang kecil, gelap dan pengap. Sungguh menyedihkan, memalukan, dan tidak terhormat. Sedangkan lampu mercusuar di atas sana, tampak begitu hebat, terang dan perkasa. Ah….Seandainya aku berada di dekat mercusuar itu, pasti hidupku akan lebih berarti, karena akan banyak orang yang melihat kepadaku dan aku pun bisa membantu kapal para nelayan menemukan arah untuk membawanya pulang ke rumah mereka dan keluarganya.”

Suatu ketika, di suatu malam yang pekat, petugas mercusuar membawa lampu minyak untuk menerangi jalan menuju mercusuar. Setibanya di sana, penjaga itu meletakkan lampu minyak di dekat mercusuar dan meninggalkannya di samping lampu mercusuar. Si lampu minyak senang sekali. Impiannya menjadi kenyataan. Akhirnya ia bisa bersanding dengan mercusuar yang gagah. Tetapi, kegembiraannya hanya sesaat. Karena perbandingan cahaya yang tidak seimbang, maka tidak seorang pun yang melihat atau memperhatikan lampu minyak. Bahkan, dari kejauhan si lampu minyak hampir tidak tampak sama sekali karena begitu lemah dan kecil.

Saat itu, lampu itu menyadari satu hal. Ia tahu bahwa untuk menjadikan dirinya berarti, dia harus berada di tempat yang tepat, yakni di dalam sebuah kamar. Entah seberapa kotor, kecil dan pengapnya kamar itu, tetapi di sanalah lebih bermanfaat. Sebab, meski nyalanya tak sebesar mercusuar, lampu kecil itu juga bisa memancarkan sinarnya menerangi kegelapan untuk orang lain. Lampu kini tahu, sifat iri hati karena selalu membandingkan diri dengan yang lain, justru membuat dirinya tidak bahagia dan memiliki arti.

Pembaca yang budiman,
Hidup kita tentu akan menderita jika merasa diri sendiri selalu lebih rendah dan kecil. Maka, tidak akan tenang hidup jika kita selalu membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain dan menganggap orang lain lebih hebat. Apalagi, jika kita kemudian secara membuta mencoba menjadi orang lain.
Meniru orang memang sah dan boleh saja. Namun, belajarlah dari orang lain dari sisi yang baik saja, tentu dengan tanpa mengecilkan dan meremehkan diri sendiri.
Karena itu, apapun keadaan diri, kita harus senantiasa belajar bersyukur dan tetap bangga menjadi diri sendiri. Selain itu, kita juga butuh melatih dan memelihara keyakinan serta kepercayaaan diri. Dengan menyadari kekuatan dan kelebihan yang kita miliki, dan mau berjuang selangkah demi selangkah menuju sasaran hidup yang telah kita tentukan, ditambah bekal kekayaan mental yang kita miliki, pastilah kemajuan dan kesuksesan yang lebih baik akan kita peroleh.

Jadilah diri sendiri! Be your self!
Salam sukses luar biasa!!!

sumber : http://andriewongso.com

Wednesday, August 13, 2008

PSIKOTEST

psikotest untuk kelas XII hari sabtu tanggal 16 agustus 2008 jam 7 pagi

POLA 17 BK

BIMBINGAN KONSELING


bk 21 atau bimbingan konseling sman 21 jakarta membantu semua siswa dalam menjalani proses perkembangan sebagai pribadi yang bertanggung jawab.