Thursday, September 4, 2008

Change We Can Believe In


Jika saat ini sekarang kita berbicara tentang orang yang paling sukses, tentu tidaklah berlebihan jika saya mengatakan bahwa saat ini Barack Obama adalah salah satu kandidatnya. Ya, Senator Illinois yang pernah tinggal di daerah Menteng itu baru saja memenangkan pemilihan pendahuluan dari Partai Demokrat atas rivalnya, Hillary Clinton. Obama bukan saja berhasil mencetak sejarah dengan menjadi calon Presiden kulit hitam pertama di Amerika, tetapi ia berhasil menarik simpati masyarakat Amerika yang majemuk dengan cara yang amat sangat luar biasa.

"I am asking you to believe. Not just in my ability to bring about real change in Washington…I'm asking you to believe in yours.” Barack Obama
Kata-kata tersebut dapat ditemukan di situs resmi kampanye Barack Obama yang mengusung motto ‘Change We Can Believe In’. Melalu pesan tersebut, dapat terasa dengan jelas ‘spirit’ utama dari kampanye Obama, bahwa tiap individu dari masyarakat Amerika BISA membuat suatu perubahan. Obama tidak hanya mengajak masyarakat untuk memujanya dan memilihnya pada pemilu nanti, ia melakukan sesuatu yang jauh lebih hebat dari itu. Obama mengajak seluruh pendukung dan calon pendukungnya untuk bersama-sama ia untuk melakukan perubahan. Ia membuat calon pemilihnya merasa dekat dan ikut terlibat dengan program perubahan yang ia canangkan. Ia mengajak para pemilihnya untuk ikut proaktif dalam melakukan perubahan bersama dia, dan bukan hanya duduk diam melihat dari luar. Ia mengajak masyarakat untuk ambil bagian dalam perubahan.

Seberapa efektifkah pendekatan yang Obama lakukan ini ? Mari kita cermati sejenak.

Tim kampanye Obama berhasil menerima donasi dari 1,3 juta orang melalui situs resmi kampanye Obama (majalah The Atlantic Monthly – Juni 2008). Bahkan, 94 % dari total donasi yang mereka terima datang dari individu-individu yang menyumbang kurang dari 200 dollar AS. Angka ini amatlah kontras dibandingkan dengan yang dilaporkan Hillary Clinton sebanyak 26%, dan John McCain 13%. Kenyataan ini juga meruntuhkan paradigma lama bahwa pengumpulan dana harus melalui lobi dan pebisnis besar, dan juga mematahkan teori hukum Pareto (80/20) ataupun hukum 90/10. Saat Hillary dan McCain masih mengandalkan pendonor besar, Obama berhasil membawa seluruh masyarakat untuk turut mengantarkannya menuju Gedung Putih. Obama berhasil mengajak masyarakat untuk turut berperan aktif dalam kampanyenya.

Perjalanan Obama menuju Gedung Putih memang belum berakhir. Puncak perjuangan Obama akan ditentukan pada bulan November pada pemilu Presiden Amerika Serikat nanti. Terlepas apakah Barack Obama dan Partai Demokrat nanti bisa mengungguli John McCain dan Partai Republik, Obama telah menunjukkan performa yang luar biasa. Obama telah menorehkan namanya dalam sejarah Amerika dan dunia.

Sudahkah kita mengajak ?
Cara pendekatan Obama merupakan suatu hal yang bisa kita ambil sebagai contoh. Obama sukses menggalang simpati dan dukungan dari masyarakat Amerika dengan ‘mengajak’ mereka untuk ikut serta ambil bagian dalam melakukan perubahan untuk Amerika.

Kitapun demikian. Agar kita bisa sukses sebagai pemimpin, entah itu memimpin sebuah keluarga, sebuah tim dalam divisi, ataupun organisasi, kita harus melibatkan orang-orang dalam tim tersebut dalam langkah kita, terlebih dalam keputusan-keputusan penting. Dengan melibatkan mereka, mereka akan masuk menjadi bagian dalam tim dan bahkan bukan tidak mungkin mereka akan menganggap keputusan kita adalah keputusan mereka juga. Mereka akan merasa dihargai dan masing-masing dari anggota tim kita tersebut akan mampu untuk berkontribusi dengan penuh bagi kita dan tim. Ia akan ikut merasa memiliki tim tersebut, karena baginya, kesuksesan tim adalah kesuksesan ia juga. Pemimpin yang baik akan melibatkan seluruh anggota tim, dan memastikan bahwa anggota tim ‘berada’ di dalam tim, bukan hanya menjadi pengamat.

Pada saat hendak memutuskan untuk menerima tawaran relokasi ke luar kota, ajaklah istri dan anak untuk berdiskusi, ajaklah mereka untuk ikut memutuskan bagi kita, kemukakan pendapat kita, dan minta umpan balik dari mereka. Pada saat hendak melontarkan strategi penjualan yang baru untuk meningkatkan penjualan, ajaklah anggota tim untuk duduk bersama dan berdiskusi bersama. Kemukakan ide tersebut dan mintalah umpan balik dari mereka, minta dukungan dan pendapat mereka. Buatlah seolah-olah ide kita adalah ide mereka sendiri. Cobalah lakukan demikian dan saya percaya, kita bisa melihat perubahan yang luar biasa pada anggota tim dan hasil yang bisa kita raih.[ic]


sumber : indra cahya

No comments: